Sunday, 19 February 2017

Apakah skapulir dapat menyelamatkan?


Skapulir (Ingris: Scapular) berasal dari bahasa latin: “scapula” yang berarti bahu. Skapulir ini awalnya berupa kain yang cukup lebar yang melintang di bahu. Pada awalnya, skapulir ini berasal dari kehidupan para rahib. Sama seperti yang memakai stola adalah seorang iman, maka seorang rahib ditandai dengan skapulir. Kemungkinan, pemakaian skapulir ini dapat ditelusuri mulai abad ke-7, dimana skapulir menjadi salah satu peraturan dari ordo benediktus. Dengan berkembangnya ordo-ordo, seperti ordo ketiga (third order) – yang terdiri dari kaum awam, maka skapulir ini juga berkembang, bukan hanya kain yang besar yang dikenakan oleh para rahib, namun skapulir yang cukup kecil, yang juga digunakan oleh kaum awam. Lebih lanjut, ordo Karmel berjasa dalam menyebarkan devosi skapular (sekitar abad 13), yaitu dengan skapulir coklat atau “brown scapular”. Ada begitu banyak jenis skapulir. Dan devosi ini mencapai puncaknya pada abad pertengahan, dimana skapulir dan rosario menjadi dua devosi kepada Bunda Maria.
Apakah skapulir dapat menyelamatkan

Untuk mengenakan skapulir ini, tergantung dari jenis skapulirnya, setelah diberkati oleh pastor, maka dengan seseorang memakai skapulir, dia memakai simbol persaudaraan (membership in confraternity). Ada beberapa skapulir yang sering dipakai oleh umat Katolik, seperti: 
 
1) The brown scapular of Our Lady of Mt. Carmel, yang berwarna coklat dan sering dihubungkan dengan sabbatine (Sabtu) Privilege, 
2) The red scapular of Christ’s passion, 
3) The black scapular of the seven sorrows of Mary,
 4) The blue scapular of the Immaculate Conception, 
5) The white scapular of the Holy Trinity. Dan ada juga scapular medal – yang mempunyai gambar hati kudus Yesus di satu sisi dan hati kudus Maria di sisi yang lain. Scapular medal ini disetujui oleh Vatikan pada tahun 1910.

Apakah manfaat dari skapulir ini?
Manfaatnya adalah tergabung dalam persaudaraan dari skapulir tersebut. Misalkan seseorang menggunakan skapulir coklat, maka dia tergabung dalam persaudaraan “our Lady of Mt. Carmel”. Dan Bunda Maria menjanjikan untuk orang-orang yang memakai skapulir sampai pada akhir hayatnya akan diselamatkan.
Namun satu prinsip yang harus kita pegang, benda-benda seperti rosario, skapulir adalah benda-benda sakramentali. Katekismus Gereja Katolik (KGK, 1667-1668 mengatakan:
1667: “Selain itu Bunda Gereja kudus telah mengadakan sakramentali, yakni tanda-tanda suci, yang memiliki kemiripan dengan Sakramen-sakramen. Sakramentali itu menandakan karunia-karunia, terutama yang bersifat rohani, dan yang diperoleh berkat doa permohonan Gereja. Melalui sakramentali hati manusia disiapkan untuk menerima buah utama Sakramen-sakramen, dan belbagai situasi hidup disucikan” (SC 60). (Bdk. CIC, can. 1166; CCEO, can. 867.)”
1668 “Gereja mengadakan sakramentali untuk menguduskan jabatan-jabatan gerejani tertentu, status hidup tertentu, aneka ragam keadaan hidup Kristen serta penggunaan benda-benda yang bermanfaat bagi manusia. Sesuai dengan keputusan pastoral para Uskup, mereka juga dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kebudayaan serta sejarah khusus umat Kristen suatu wilayah atau zaman. Mereka selalu mempunyai doa yang sering diiringi dengan tanda tertentu, misalnya penumpangan tangan, tanda salib, atau pemercikan dengan air berkat, yang mengingatkan kepada Pembaptisan.“
Dari dokumen di atas, kita melihat bahwa rahmat yang mengalir dari sakramentali tergantung dari disposisi hati yang memakai. Pada saat seseorang memakai skapulir dengan devosi dan disposisi hati yang baik, maka orang tersebut akan senantiasa diingatkan akan Bunda Maria dan Yesus, sebagai contoh: pada waktu orang tersebut melepaskan dan memakai skapukir, atau pada waktu-waktu tertentu, dia merasakan dan menyadari bahwa dia memakai skapulir. Jadi dalam satu hari, orang tersebut mempunyai kebiasaan untuk mengingat Yesus dan Bunda Maria. Dengan disposisi hati yang baik, maka rahmat Tuhan mengalir, sehingga dapat menyucikan berbagai situasi hidup. (lih KGK, 1667). Oleh karena itu, orang yang memakai skapulir, yang senantiasa diingatkan untuk menyucikan berbagai situasi hidup sampai akhir hayatnya, akan memperoleh keselamatan kekal.
Apakah orang yang memakai skapulir ini pasti masuk Surga? Tidak pasti, karena rahmat dari benda-benda sakramentali tergantung dari disposisi hati orang yang memakai. Gereja Katolik mengajarkan bahwa keselamatan adalah berkat Allah semata, dengan melalui iman dalam Kristus Tuhan dan dimanifestasikan dengan ketaatan untuk mengikuti seluruh perintah Tuhan. Jadi orang yang memakai skapulir belum tentu diselamatkan, kalau tidak disertai dengan iman kepada Kristus dan melaksanakan seluruh perintah-Nya. Namun, dengan disposisi hati yang baik, seseorang yang memakai skapulir dapat mencapai kekudusan dan memperoleh keselamatan. Sebaliknya, orang yang tidak memakai skapulir, namun terus bertumbuh dalam iman dan sakramen dan melaksanakan perintah Kristus sampai akhir hayatnya, dia juga dapat diselamatkan.
Skapulir dapat dianalogikan seperti cincin pernikahan. Orang yang memakai cincin belum tentu telah menikah. Namun orang yang menikah dan memakai cincin kawin, dengan disposisi hati yang benar, dapat membantu untuk setia terhadap pasangan.
Apakah dasar alkitab dari skapulir?
Kita dapat menghubungkan dasar-dasar Alkitab tentang skapulir dengan dasar-dasar Alkitab untuk pengajaran tentang relikwi, seperti:
Elisa membawa jubah Elia dan memukulkannya di sungai Yordan, sehingga air terbelah, sehingga Elisa dapat menyeberangi sungai Yordan (2 Raj 2:9-14). Di kitab yang sama, diceritakan bagaimana mayat yang terkena tulang-tulang dari Elisa, dapat hidup kembali (2 Raj 13:20-21).
Di dalam Perjanjian Baru diceritakan bahwa sapu tangan dan kain yang pernah dipakai oleh Paulus dapat menyembuhkan penyakit-penyakit (Kis 19:11-12). Kisah Para Rasul juga menceritakan bagaimana orang-orang membawa orang-orang sakit, sehingga minimal mereka dapat terkena bayangan dari rasul Petrus, dan kemudian disembuhkan (Kis 5:15).
Pembahasan menyeluruh tentang hal ini, silakan membaca artikel “Relikwi, mengantar kita kepada Tuhan” Secara prinsip, Tuhan dapat menggunakan benda-benda, baik berupa relikwi yang berhubungan dengan santa dan santo, atau skapulir yang diberikan oleh Gereja, untuk mengantar umat pada kekudusan. Semua devosi ini harus mengalir dari disposisi hati yang baik, seperti semua persembahan yang bersifat ekterior mengalir dari disposisi hati yang benar.
SUMBER :http://www.katolisitas.org/apakah-skapulir-dapat-menyelamatkan/

Artikel Terkait

Apakah skapulir dapat menyelamatkan?
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email