SEJARAH SKAPULIR
Kata Skapulir berasal dari bahasa Latin ” scapule ” yang berarti “ bahu “, bentuk perkembangan dari sejenis celemek yang dipakai sebagai bagian busana agama, dikenakan oleh para rahib pada saat bekerja. Skapulir pada awalnya merupakan kain dengan lebar kurang dari dua puluh inci, terbuka pada bagian kepala dan digantungkan di atas bahu rahib. Skapulir ini menutup bagian depan dan belakang dari jubah rahib. Jubah yang menyerupai celemek ini merupakan kelengkapan standar bagi seorang rahib Benediktin, seperti dijelaskan dalam Regula Santo Benediktus. Skapulir mengingatkan para rahib akan kuk Kristus, akan kesediaan memanggul salib yang ringan jika dibandingkan dengan salib Kristus. Pada perkembangan selanjutnya, skapulir digunakan oleh ordo religius lain, seperti Dominikan dan Karmelit.
PERKEMBANGAN BENTUK SKAPULIR
Skapulir diperkenalkan kepada kaum awam sekuler (sebutan ini untuk membedakan dengan awam religius, yaitu awam yang dikhususkan, yaitu para biawawan/wati) yang mengikatkan diri dengan ordo religius, dan meneladani semangat ordo. Kaum awam sekular yang tergabung dalam ordo ini disebut awam ordo ketiga. (Dalam suatu ordo, ordo pertama merupakan sebutan untuk religius tertahbis, ordo kedua merupakan sebutan untuk religius tak tertahbis, ordo ketiga jika ada, merupakan sebutan awam sekular). Sebagai bukti ikatan awam sekular dengan ordo, muncul kebiasaan untuk memberikan sebuah skapulir berwarna sesuai dengan warna jubah ordo. Hal ini bertujuan agar orang yang memakai skapulir tersebut selalu ingat akan ordonya.
Skapulir yang dipakai awam sekular ordo ketiga ini berbeda dengan skapulir para religius. Skapulir ini terdiri dari dua potong kain yang dihubungkan dengan tali atau pita. Bagian kain yang satu dikenakan di dada, yang lain di bagian punggung. Skapulir ini masih berukuran agak besar.
Pada abad keenam belas, kaum awam yang tidak tergabung dalam ordo ketiga, mulai mengenakan skapulir mini. Skapulir ini berupa dua potong kain empat persegi yang biasanya tidak lebih lebar dari 2 inci. Berbeda dengan skapulir ordo ketiga, yang biasanya biasa dan sederhana, skapulir kecil seringkali dihias dengan bordiran gambar Maria, orang kudus atau obyek devosi khusus. Namun demikian warna kain tetap menunjukkan asal muasal ordo.
SKAPULIR COKLAT
Skapulir Maria Bunda Karmel atau Skapulir Coklat merupakan skapulir pertama yang dikaitkan dengan rahmat khusus. Dikarenakan pada 1251, menurut (t)radisi Karmelit, Santa Perawan Maria menampakan diri kepada St.Simon Stock di Inggris. Dalam penampakan itu, Maria menunjukan kepadanya skapulir berwarna coklat , dan menyatakan bahwa siapapun yang memakainya dengan penuh hormat, akan mendapatkan penyelamatan kekal. Ini sama sekali bukan berarti Skapulir Coklat bisa disamakan dengan jimat. Lebih tepat dikatakan bahwa Skapulir Coklat merupakan pengingat kesetiaan kita terhadap Kristus dan komitmen untuk berdevosi (baca:meneladan) Bunda Maria. Dikarenakan asal muasal skapulir adalah celemek yang digunakan untuk bekerja, maka skapulir juga menjadi pengingat bahwa orang yang memakai skapulir juga tidak terbebas dari pekerjaan. Mereka yang memakai skapulir memandang kerja sebagai rahmat untuk bertumbuh dalam kekudusan.
SEMANGAT ORDO
Skapulir seperti telah disebutkan di atas, juga mulai melambangkan semangat khusus dari ordo religius yang diwakilinya. Sebagai contoh,Skapulir Coklat melambangkan pengabdian khusus dari pada biarawan karmelit kepada Santa Perawan Maria dan mengungkapkan kepercayaan Ordo kapeda perlindungan Bunda. Skapulir dari Bunda Karmel menjadi perlambang Maria. Hingga hari ini skapulir tersebut menunjukan keinginan dari mereka yang mengenakannya untuk menjadi seperti Maria dalam tanggung jawabnya terhadap Kristus dan kepada sesama. Skapulir coklat berasal dari tradisi Ordo Karmelit yang dianggap sebagai tanda perlindungan Bunda Maria. Makna spiritual yang telah berusia berabad-abad ini disetujui oleh Gereja :
1. Skapulir Coklat melambangkan cinta keibuan Maria kepada kita.
2. Skapulir Coklat digunakan untuk mengingatkan akan tanggung jawab yang mengenakannya dalam mengikuti Yesus, seperti yang dilakukan oleh Bunda Maria
3. Skapulir coklat hendak mengantar pemakainya pada Keluarga Karmel (Familia Carmelitana), suatu keluarga yang telah ada dalam Gereja selama lebih dari delapan abad. Skapulir menghubungkan kita pada spiritualitas kontemplatif Karmelit, dan mengajak kita untuk menjalani cita-cita dari keluarga religius ini yaitu persatuan dengan Allah yang tercermin dari corak hidup doa. Dalam spiritualitas Karmel persatuan dengan Allah berarti tidak lebih tidak kurang dari “mengasihi Allah dan manusia”, hanya saja yang menjadi perhatian utama spiritualitas Karmel adalah hidup doa. Menghayati spiritualitas Karmelit berarti menjadi seorang kontemplatif, yaitu melihat segala peristiwa hidup dari sudut pandang Allah. Spiritualitas Karmel menampakkan “Kristus yang berdoa”, sehingga memandang doa sebagai sesuatu yang tidak tergantikan sekalipun dengan karya. Doa, persaudaraan, dan pelayanan. Doalah yang mendasari terbentuknya persaudaraan, yang akhirnya berujung pada pelayanan.
4. Skapulir Coklat mengingatkan kita pada teladan para kudus dari Karmel. St.Theresia dari Lisieux, St. Teresa Avila, dan St.Yohanes dari salib dikenal sebagai tokoh “mistikus” Karmel. Mistikus di sini tridak ada kaitannya dengan “mistik” yang berarti gaib, namun lebih berarti “kebatinan”, karena tokoh-tokoh ini menghayati relasi yang mendalam dengan Yesus melalui doa. Untuk diketahui, para Karmelit awal, tidak memiliki seorang pendiri, melainkan merupakan sekelompok awam yang rindu untuk menghayati hidup doa di sekitar Gunung Karmel. Teladan utama para pertapa ini adalah Bunda Maria dan juga Nabi Elia yang melakukan perlawanan besar-besaran di Gunung Karmel terhadap para penyembah berhala.
5. Skapulir Coklat adalah ekspresi kepercayaan bahwa kita akan bertemu Tuhan dalam kehidupan kekal, dengan dukungan doa Bunda Maria, jadi sama sekali bukan jimat. Orang yang memakai skapulir tidak otomatis masuk surga, melainkan diingatkan akan tuntutan-tuntutan hidup surgawi.
Skapulir Coklat adalah benda sakramental yang paling banyak memiliki mukjizat yang telah dicatat resmi oleh gereja. Bunda Maria sangat serius untuk menjaga janjinya menghantarkan anak-anaknya yang setia mengenakan Skapulir Coklat untuk selamat di dunia sampai ke Surga.
Seorang wanita yang tidak bisa berdamai dengan dirinya sendiri begitu marah pada Tuhan dan ingin bunuh diri dengan mencoba menenggelamkan diri ke Sungai sampai 3x. Usahanya yang terakhir gagal karena seorang nelayan menemukannya. Wanita itu menyadari bahwa ia mengenakan Skapulir Coklat pemberian temannya, lalu ia membuang Skapulir Coklat, melakukan bunuh diri dan menemui ajalnya.
Tak seorang pun yang Bunda biarkan meninggal tanpa rahmat pertobatan bagi mereka pemakai Skapulir Coklat. Namun, seperti para bapa Paus yang berdevosi melalui Skapulir Coklat, kita tidak memakai Skapulir Coklat karena takut neraka ataupun sebagai jimat kesaktian. Kita memakai skapulir dengan niat tetap hidup murni dan tetap berdoa menyenangkan Tuhan.
Namun demikian, Tuhan dan Bunda Maria selalu murah hati memberikan rahmat pada mereka yang setia menggunakan Skapulir Coklat yang menjalankan hidup murni dan berdoa. Tidak seperti jimat yang jika dilepaskan akan memberikan kesialan, jika anda melepaskan Skapulir tidak berdosa dan tidak mengundang kesialan, anda hanya melepaskan hak indah anda bagi perlindungan Surgawi.
(Infokan hal ini yuk pada kenalanmu, agar lebih banyak jiwa lagi kita bawa ke Surga melalui perantaraan Bunda Maria).
Skapulir Coklat aslinya adalah baju panjang berwarna coklat/hitam yang dikenakan oleh para Karmelit. Namun kemudian, awam diijinkan memakai versi miniaturnya yang sekarang sering terlihat di dalam berbagai ukuran yang lebih kecil. Lazim dijumpai berukuran minimal 3x4 cm. Terdiri dari 2 bagian wool yang tergantung di bagian depan dan di bagian belakang badan. Di dalam terjemahan ini, Skapulir Coklat akan sering disebut sebagai ‘pakaian’ atau ‘baju’. Karena awal/aslinya memang merupakan pakaian/baju Karmelit.
Gambar, Bordir atau tulisan tidak terlalu penting selama dijahitkan di bahan WOOL coklat.
Skapulir Coklat merupakan tanda bagi kita, seperti sebuah kebiasaan merupakan tanda bagi kelompok religius, atau sebuah seragam yang merupakan tanda bagi seseorang.
Skapulir Coklat juga melambangkan kuk ringan Yesus Kristus dimana Maria membantu kita menanggungnya.
"Skapulir mewakili sebuah kehidupan doa.” - Fr. John Corapi.
2 Alasan Memiliki Lebih dari satu Skapulir Coklat yang sudah diberkati:
.
Alasan pertama
Untuk dirimu sendiri, Skapulir Coklat yang kaupakai bisa dicuci pelan-pelan. Sementara Skapulir Coklatmu dicuci dan dikeringkan, kau bisa memakai Skapulir Coklat yang satunya lagi.
.
Alasan kedua
Bawalah selalu Skapulir Coklat lebih untuk kauberikan kepada orang yang mungkin kautemui atau memerlukannya dan MAU memakainya.
Berikan, hanya jika ia MAU memakainya.
Bagi yang non-Katolik, bisa minta ia untuk mendaraskan satu kali doa Salam Maria, ataupun minta ia memakainya dengan hormat.
Hal ini akan menjadi pewartaanmu yang meski terlihat sederhana namun sangat efektif membantu menyelamatkan jiwa-jiwa.
.
Seorang pria tua dilarikan ke rumah sakit St. Simon Stock, New York, dalam keadaan tak sadarkan diri dan sekarat. Perawat melihatnya memakai Skapulir Coklat sehingga perawat itu memanggil seorang imam.
Ketika imam sedang mendoakan pria tua sekarat itu, ia kemudian sadar dan berkata:
“Pastor, saya bukan seorang Katolik.”
“Lalu mengapa kau memakai Skapulir Coklat ?” Tanya imam.
“Aku berjanji pada temanku akan memakainya, dan mengucapkan satu kali Salam Maria setiap hari.” Kata pria itu.
“Engkau sekarat ... Apakah kau mau menjadi Katolik ?” Tanya imam.
“Di seluruh hidupku aku ingin jadi Katolik.” Jawabnya tersengal.
Pria itu dibaptis dan menerima Sakramen Perminyakan dan meninggal dalam damai.
Bunda kita mengambil satu jiwa lagi di balik mantel keibuannya, melalui Skapulir Coklat.
NVESTITUR sama juga dengan PENDAFTARAN. Memakai Skapulir Coklat harus melakukan Investitur atau Pendaftaran atau Enrollment. Istilah-istilah itu mempunyai arti yang sama yang merupakan Inisiasi memakai Skapulir Coklat dan ritual singkat yang menyatakan bahwa kita telah mendaftarkan diri untuk masuk sebagai Konfraternitas Karmelit (Perkumpulan Persaudaraan Awam Karmelit). Pendaftaran di sini jangan dibayangkan seperti mengisi formulir pendaftaran, tapi lebih merupakan ritual singkat dimana pemakai akan diberi berkat oleh imam dan imam membacakan teks Pendaftaran/Investitur/Enrollment tersebut.
sumber:http://awamkecilnovena.blogspot.co.id
Kata Skapulir berasal dari bahasa Latin ” scapule ” yang berarti “ bahu “, bentuk perkembangan dari sejenis celemek yang dipakai sebagai bagian busana agama, dikenakan oleh para rahib pada saat bekerja. Skapulir pada awalnya merupakan kain dengan lebar kurang dari dua puluh inci, terbuka pada bagian kepala dan digantungkan di atas bahu rahib. Skapulir ini menutup bagian depan dan belakang dari jubah rahib. Jubah yang menyerupai celemek ini merupakan kelengkapan standar bagi seorang rahib Benediktin, seperti dijelaskan dalam Regula Santo Benediktus. Skapulir mengingatkan para rahib akan kuk Kristus, akan kesediaan memanggul salib yang ringan jika dibandingkan dengan salib Kristus. Pada perkembangan selanjutnya, skapulir digunakan oleh ordo religius lain, seperti Dominikan dan Karmelit.
PERKEMBANGAN BENTUK SKAPULIR
Skapulir diperkenalkan kepada kaum awam sekuler (sebutan ini untuk membedakan dengan awam religius, yaitu awam yang dikhususkan, yaitu para biawawan/wati) yang mengikatkan diri dengan ordo religius, dan meneladani semangat ordo. Kaum awam sekular yang tergabung dalam ordo ini disebut awam ordo ketiga. (Dalam suatu ordo, ordo pertama merupakan sebutan untuk religius tertahbis, ordo kedua merupakan sebutan untuk religius tak tertahbis, ordo ketiga jika ada, merupakan sebutan awam sekular). Sebagai bukti ikatan awam sekular dengan ordo, muncul kebiasaan untuk memberikan sebuah skapulir berwarna sesuai dengan warna jubah ordo. Hal ini bertujuan agar orang yang memakai skapulir tersebut selalu ingat akan ordonya.
Skapulir yang dipakai awam sekular ordo ketiga ini berbeda dengan skapulir para religius. Skapulir ini terdiri dari dua potong kain yang dihubungkan dengan tali atau pita. Bagian kain yang satu dikenakan di dada, yang lain di bagian punggung. Skapulir ini masih berukuran agak besar.
Pada abad keenam belas, kaum awam yang tidak tergabung dalam ordo ketiga, mulai mengenakan skapulir mini. Skapulir ini berupa dua potong kain empat persegi yang biasanya tidak lebih lebar dari 2 inci. Berbeda dengan skapulir ordo ketiga, yang biasanya biasa dan sederhana, skapulir kecil seringkali dihias dengan bordiran gambar Maria, orang kudus atau obyek devosi khusus. Namun demikian warna kain tetap menunjukkan asal muasal ordo.
SKAPULIR COKLAT
Skapulir Maria Bunda Karmel atau Skapulir Coklat merupakan skapulir pertama yang dikaitkan dengan rahmat khusus. Dikarenakan pada 1251, menurut (t)radisi Karmelit, Santa Perawan Maria menampakan diri kepada St.Simon Stock di Inggris. Dalam penampakan itu, Maria menunjukan kepadanya skapulir berwarna coklat , dan menyatakan bahwa siapapun yang memakainya dengan penuh hormat, akan mendapatkan penyelamatan kekal. Ini sama sekali bukan berarti Skapulir Coklat bisa disamakan dengan jimat. Lebih tepat dikatakan bahwa Skapulir Coklat merupakan pengingat kesetiaan kita terhadap Kristus dan komitmen untuk berdevosi (baca:meneladan) Bunda Maria. Dikarenakan asal muasal skapulir adalah celemek yang digunakan untuk bekerja, maka skapulir juga menjadi pengingat bahwa orang yang memakai skapulir juga tidak terbebas dari pekerjaan. Mereka yang memakai skapulir memandang kerja sebagai rahmat untuk bertumbuh dalam kekudusan.
SEMANGAT ORDO
Skapulir seperti telah disebutkan di atas, juga mulai melambangkan semangat khusus dari ordo religius yang diwakilinya. Sebagai contoh,Skapulir Coklat melambangkan pengabdian khusus dari pada biarawan karmelit kepada Santa Perawan Maria dan mengungkapkan kepercayaan Ordo kapeda perlindungan Bunda. Skapulir dari Bunda Karmel menjadi perlambang Maria. Hingga hari ini skapulir tersebut menunjukan keinginan dari mereka yang mengenakannya untuk menjadi seperti Maria dalam tanggung jawabnya terhadap Kristus dan kepada sesama. Skapulir coklat berasal dari tradisi Ordo Karmelit yang dianggap sebagai tanda perlindungan Bunda Maria. Makna spiritual yang telah berusia berabad-abad ini disetujui oleh Gereja :
1. Skapulir Coklat melambangkan cinta keibuan Maria kepada kita.
2. Skapulir Coklat digunakan untuk mengingatkan akan tanggung jawab yang mengenakannya dalam mengikuti Yesus, seperti yang dilakukan oleh Bunda Maria
3. Skapulir coklat hendak mengantar pemakainya pada Keluarga Karmel (Familia Carmelitana), suatu keluarga yang telah ada dalam Gereja selama lebih dari delapan abad. Skapulir menghubungkan kita pada spiritualitas kontemplatif Karmelit, dan mengajak kita untuk menjalani cita-cita dari keluarga religius ini yaitu persatuan dengan Allah yang tercermin dari corak hidup doa. Dalam spiritualitas Karmel persatuan dengan Allah berarti tidak lebih tidak kurang dari “mengasihi Allah dan manusia”, hanya saja yang menjadi perhatian utama spiritualitas Karmel adalah hidup doa. Menghayati spiritualitas Karmelit berarti menjadi seorang kontemplatif, yaitu melihat segala peristiwa hidup dari sudut pandang Allah. Spiritualitas Karmel menampakkan “Kristus yang berdoa”, sehingga memandang doa sebagai sesuatu yang tidak tergantikan sekalipun dengan karya. Doa, persaudaraan, dan pelayanan. Doalah yang mendasari terbentuknya persaudaraan, yang akhirnya berujung pada pelayanan.
4. Skapulir Coklat mengingatkan kita pada teladan para kudus dari Karmel. St.Theresia dari Lisieux, St. Teresa Avila, dan St.Yohanes dari salib dikenal sebagai tokoh “mistikus” Karmel. Mistikus di sini tridak ada kaitannya dengan “mistik” yang berarti gaib, namun lebih berarti “kebatinan”, karena tokoh-tokoh ini menghayati relasi yang mendalam dengan Yesus melalui doa. Untuk diketahui, para Karmelit awal, tidak memiliki seorang pendiri, melainkan merupakan sekelompok awam yang rindu untuk menghayati hidup doa di sekitar Gunung Karmel. Teladan utama para pertapa ini adalah Bunda Maria dan juga Nabi Elia yang melakukan perlawanan besar-besaran di Gunung Karmel terhadap para penyembah berhala.
5. Skapulir Coklat adalah ekspresi kepercayaan bahwa kita akan bertemu Tuhan dalam kehidupan kekal, dengan dukungan doa Bunda Maria, jadi sama sekali bukan jimat. Orang yang memakai skapulir tidak otomatis masuk surga, melainkan diingatkan akan tuntutan-tuntutan hidup surgawi.
Skapulir Coklat adalah benda sakramental yang paling banyak memiliki mukjizat yang telah dicatat resmi oleh gereja. Bunda Maria sangat serius untuk menjaga janjinya menghantarkan anak-anaknya yang setia mengenakan Skapulir Coklat untuk selamat di dunia sampai ke Surga.
Seorang wanita yang tidak bisa berdamai dengan dirinya sendiri begitu marah pada Tuhan dan ingin bunuh diri dengan mencoba menenggelamkan diri ke Sungai sampai 3x. Usahanya yang terakhir gagal karena seorang nelayan menemukannya. Wanita itu menyadari bahwa ia mengenakan Skapulir Coklat pemberian temannya, lalu ia membuang Skapulir Coklat, melakukan bunuh diri dan menemui ajalnya.
Tak seorang pun yang Bunda biarkan meninggal tanpa rahmat pertobatan bagi mereka pemakai Skapulir Coklat. Namun, seperti para bapa Paus yang berdevosi melalui Skapulir Coklat, kita tidak memakai Skapulir Coklat karena takut neraka ataupun sebagai jimat kesaktian. Kita memakai skapulir dengan niat tetap hidup murni dan tetap berdoa menyenangkan Tuhan.
Namun demikian, Tuhan dan Bunda Maria selalu murah hati memberikan rahmat pada mereka yang setia menggunakan Skapulir Coklat yang menjalankan hidup murni dan berdoa. Tidak seperti jimat yang jika dilepaskan akan memberikan kesialan, jika anda melepaskan Skapulir tidak berdosa dan tidak mengundang kesialan, anda hanya melepaskan hak indah anda bagi perlindungan Surgawi.
(Infokan hal ini yuk pada kenalanmu, agar lebih banyak jiwa lagi kita bawa ke Surga melalui perantaraan Bunda Maria).
Skapulir Coklat aslinya adalah baju panjang berwarna coklat/hitam yang dikenakan oleh para Karmelit. Namun kemudian, awam diijinkan memakai versi miniaturnya yang sekarang sering terlihat di dalam berbagai ukuran yang lebih kecil. Lazim dijumpai berukuran minimal 3x4 cm. Terdiri dari 2 bagian wool yang tergantung di bagian depan dan di bagian belakang badan. Di dalam terjemahan ini, Skapulir Coklat akan sering disebut sebagai ‘pakaian’ atau ‘baju’. Karena awal/aslinya memang merupakan pakaian/baju Karmelit.
Gambar, Bordir atau tulisan tidak terlalu penting selama dijahitkan di bahan WOOL coklat.
Skapulir Coklat merupakan tanda bagi kita, seperti sebuah kebiasaan merupakan tanda bagi kelompok religius, atau sebuah seragam yang merupakan tanda bagi seseorang.
Skapulir Coklat juga melambangkan kuk ringan Yesus Kristus dimana Maria membantu kita menanggungnya.
"Skapulir mewakili sebuah kehidupan doa.” - Fr. John Corapi.
2 Alasan Memiliki Lebih dari satu Skapulir Coklat yang sudah diberkati:
.
Alasan pertama
Untuk dirimu sendiri, Skapulir Coklat yang kaupakai bisa dicuci pelan-pelan. Sementara Skapulir Coklatmu dicuci dan dikeringkan, kau bisa memakai Skapulir Coklat yang satunya lagi.
.
Alasan kedua
Bawalah selalu Skapulir Coklat lebih untuk kauberikan kepada orang yang mungkin kautemui atau memerlukannya dan MAU memakainya.
Berikan, hanya jika ia MAU memakainya.
Bagi yang non-Katolik, bisa minta ia untuk mendaraskan satu kali doa Salam Maria, ataupun minta ia memakainya dengan hormat.
Hal ini akan menjadi pewartaanmu yang meski terlihat sederhana namun sangat efektif membantu menyelamatkan jiwa-jiwa.
.
Seorang pria tua dilarikan ke rumah sakit St. Simon Stock, New York, dalam keadaan tak sadarkan diri dan sekarat. Perawat melihatnya memakai Skapulir Coklat sehingga perawat itu memanggil seorang imam.
Ketika imam sedang mendoakan pria tua sekarat itu, ia kemudian sadar dan berkata:
“Pastor, saya bukan seorang Katolik.”
“Lalu mengapa kau memakai Skapulir Coklat ?” Tanya imam.
“Aku berjanji pada temanku akan memakainya, dan mengucapkan satu kali Salam Maria setiap hari.” Kata pria itu.
“Engkau sekarat ... Apakah kau mau menjadi Katolik ?” Tanya imam.
“Di seluruh hidupku aku ingin jadi Katolik.” Jawabnya tersengal.
Pria itu dibaptis dan menerima Sakramen Perminyakan dan meninggal dalam damai.
Bunda kita mengambil satu jiwa lagi di balik mantel keibuannya, melalui Skapulir Coklat.
NVESTITUR sama juga dengan PENDAFTARAN. Memakai Skapulir Coklat harus melakukan Investitur atau Pendaftaran atau Enrollment. Istilah-istilah itu mempunyai arti yang sama yang merupakan Inisiasi memakai Skapulir Coklat dan ritual singkat yang menyatakan bahwa kita telah mendaftarkan diri untuk masuk sebagai Konfraternitas Karmelit (Perkumpulan Persaudaraan Awam Karmelit). Pendaftaran di sini jangan dibayangkan seperti mengisi formulir pendaftaran, tapi lebih merupakan ritual singkat dimana pemakai akan diberi berkat oleh imam dan imam membacakan teks Pendaftaran/Investitur/Enrollment tersebut.
sumber:http://awamkecilnovena.blogspot.co.id
SEJARAH SKAPULIR
4/
5
Oleh
maranatha